Sabtu, 18 Mei 2013

MAAF website sedang dibangun sembari mengumpulkan data pendukung. sementara ini hanya blog ini sebagai media informasi untuk umat sedharma.

Pengantar

PURA RATU PATIH BONGANCINA SEBELUM TAHUN 1600 AN


Sebelum pemerintah Belanda mengijinkan kembali membuka hutan lindung di desa Bongancina sekitar tahun 1600 an, desa ini telah pernah berpenghuni. Tetapi penduduk ketika itu tidak bisa bertahan, karena lahan pertanian mereka diserang oleh hama semut merah, sehingga penduduk mengungsi ke arah timur ke desa Kaliukir, Kecamatan Pupuan. Hal ini terlihat dari fakta, dimana sampai saat ini bila diadakan piodalan di Pura Desa & Puseh Bongancina, keturunan dari bekas penduduk yang kini sudah tinggal di desa Kaliukir, datang untuk ”ngaturang bhakti” ke Pura tersebut.
Juga dari penuturan tetua-tetua desa, desa ini pernah dihuni oleh orang Tionghoa, hal ini terlihat dari penemuan penduduk berupa perhiasan, gerabah, keramik, serta daun gender kuno, di beberapa tempat. Mereka juga meninggalkan desa ini, karena tidak tahan dengan serangan hama semut merah. Nama Bongancina diduga berasal dari BONGanCINA (Kuburan Cina). Pernah ada seorang warga Tionghoa yang datang dari Jakarta, untuk melihat keberadaan desa Bongancina dan Pura Ratu Patih. Entah karena petunjuk mimpi atau sebab lain. Diduga Bongancina pernah menjadi desa tujuan, pada saat pertama kali orang Tionghoa menginjakkan kakinya di Bali. Pada saat ini di Bongancina ada seorang tapakan dipercaya sebagai dasaran Dewi Kwan Im.

DIHUNI KEMBALI

Pada awal tahun 1600 an pemerintah Belanda mengijinkan penduduk untuk membuka hutan lindung di daerah Kutul (kini desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu 12 km di sebelah barat Pupuan), termasuk pembukaan hutan di Bongancina (waktu itu masih merupakan Banjar dari Desa Kutul). Menghadapi beratnya medan, menghadapi binatang buas dan sulitnya menebang pohon-pohon besar dengan peralatan seadanya, diperlukan adanya semangat persatuan, kerjasama, saling membantu, dan semangat setia kawan diantara penduduk. Karena itu beberapa orang cikal bakal pendiri desa Bongancina, yang tinggal dalam satu lokasi di palemahan Bongancina Tua yang terdiri dari keluarga I Dewa Made Turun, I Dewa Made Mayus, I Dewa Putu Kereped, I Dewa Nyoman Bajing, I Dewa Putu Darta, I Gusti Putu Siama dan I Gusti Made Tama, mengucapkan ikrar :
1) Siapa yang berada di rumah, agar menjaga keluarga yang lainnya. Siapa yang berselingkuh agar tidak menemukan keselamatan (Pada saat itu terdengar suara Guntur menggelegar).
2) Siapa yang ”nyetik” (meracun), neluh, nerangjana (menggunakan ilmu hitam), mencelakai teman lainnya, agar tidak menemukan keselamatan. (Pada saat itu terdengar suara burung tuu-tuu). (Kutipan dari catatan peninggalan keluarga I Dewa Putu Kereped).

PURA RATU PATIH

Pada saat pembukaan hutan, penduduk belum mampu mendirikan Pura Kahyangan Tiga, oleh karena itu cikal bakal pendiri desa yang tersebut diatas beserta penduduk yang lain yang tinggal di lokasi yang berbeda, mendirikan bebaturan sebagai stana Ida Sang Hyang Widhi Wasa, tempat memuja beliau untuk tempat memohon agar penduduk bisa selamat tidak terserang binatang buas dan terhindar dari serangan hama semut merah. Pura tersebut kemudian dikenal dengan nama Pura Ratu Patih (Nama ini diberikan oleh orang yang kesurupan pada saat dilaksanakan piodalan). Pura ini pernah dipugar tahun 1978 dan dipenghujung tahun 2009 dilaksanakan pemugaran kembali yang dilaksanakan oleh para Pengempon Pura yang jumlahnya 85 KK.. Pembangunan Tahap Pertama diselesaikan diawal tahun 2010 dan pada tanggal 12 Januari 2010, dilangsungkan upacara pemelaspasan, yang dipuput oleh Ida Pedanda Griya Jagaraga dan dihadiri juga oleh Muspika Kecamatan Busungbiu.

PERAN PURA RATU PATIH

Disaat pembukaan hutan dilakukan, Pura ini digunakan sebagai tempat ngaturang bhakti dan tempat memohon keselamatan agar penduduk tidak mendapat halangan dalam membuka hutan. Pada masa Revolusi phisik, Pura ini juga digunakan oleh para pejuang, sebagai tempat untuk berlindung. Desa Bongancina merupakan desa basis perjuangan dimana Markas Cabang Menaka Giri yang dipimpin oleh I Dewa Putu Dhanu (Pak Sundih) berlokasi Di Markas Cabang Menaka Giri iini dihimpun para pejuang dari desa Bongancina, Tista, Sepang, Kutul (Pucaksari) dan Belatungan (Kecamatan Pupuan). Pada saat tentara Nica dan ”gandek”nya (sebutan untuk orang pribumi yang menjadi kaki tangan Belanda), melakukan pembakaran rumah penduduk desa Bongancina, maka penduduk mengungsi ke Munduk Gawang. Pembakaran rumah penduduk dibarengi juga dengan penyisiran terhadap pejuang oleh tentara Nica. Pada waktu itu pejuang memperoleh ”petunjuk” agar berlindung di Pura Ratu Patih yang jaraknya hanya tiga meter dari jalan raya. Entah karena kebetulan atau memang karena para pejuang memperoleh perlindungan serara ”niskala”, semua pejuang selamat pada saat penyisiran itu. Hanya saja dalam pertempuran yang lain di desa Bongancina, sebanyak lima orang pejuang gugur, yang kemudian oleh penduduk didirikan Tugu Pahlawan, untuk mengenang perjuangan beliau.

PURA RATU PATIH SEBAGAI LOKASI MEDITASI ?

Pura Ratu Patih terletak di ketinggian (munduk), sehingga pada pagi hari disaat udara cerah semua desa di sebelah timur Bongancina, Gunung Batukaru dan Gunung Agung nampak dengan jelas. Menginjakkan kaki di pelataran pura, terasa ada vibrasi positif terpancar di area itu. Beberapa bulan setelah upacara pemelaspasan, ada seorang bhakta penekun spiritual dari Denpasar, datang ke Pura tersebut. Beliau datang kesana dituntun oleh mimpinya Beliau terkesan dengan keberadaan Pura Ratu Patih dan sebagai wujud bhakti dan juga untuk menambah dana dalam usaha melanjutkan pembangunan phisik pura tesebut, beliau memprakarsai pembuatan Kupon Sumbangan Berhadiah dan beliau juga yang ngaturang punia dalam bentuk pembuatan Kupon tersebut. Penarikan hadiahnya dilakukan tanggal 30 Agustus 2010 dan tanggal 31 Januari 2011. Semoga niat baik datang dari segala penjuru.

Sabtu, 10 September 2011

PUJAWALI : PURA KAHYANGAN JAGAT " RATU PATIH " - BULELENG

OM Swastyastu,

Pujawali ring Pura Kahyangan Jagat Ratu Patih, yang berlokasi di Banjar Bongancina Kaja, Desa Bongancina, Kec. Busungbiu, Kabupaten Buleleng akan diselenggarakan nanti pada Raina Anggara Kasih Prangbakat, Selasa, 4 Oktober 2011. Pujawali dimulai pukul 06.30 s/d 22.00 Wita. Pujawali diput oleh Ida Pedanda Gede Purna Arsa dari Griya Jagaraga.Ngiring nangkil sareng-sareng semeton Bu...leleng sami, Nunas Wara Nugraha ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa mangda Buleleng stata ajeg, tentram, kerta raharja lan loh jinawi. 


Informasi Selengkapnya dapat Menghubungi :
Dewa Made Mertayasa ( Ketua Pengempon)
Telp. (0362) 7088783 (Flexi), 
HP. 081936675724 (XL), 081337589284 (T-Sel)


OM Shanti, Shanti, Shanti, OM

Sabtu, 26 Februari 2011

BANTEN PIODALAN RING RAINA ANGGARAKASIH, 8 MARET 2011

BANTEN SANE KE KARYANIN RING PURA :
1. Suci
2. Caru
3. Prasista
4. Durmengala
5. Taman Pragemal
6. Biekaonan
7. Gantung-gantungan
8. Guru Piduka

KEKENAN RING PENGEMPON PER KK :
1. Pejati                                   = 1
2. Pisang                                  = 2 Ijas
3. Tamas                                  = 10 biji
4. Jaja Lebeng Matah               = 20 biji
5. Ron Busung                         = 100 biji
6. Canang Gantal + Penyeneng  = @ 4 biji
7. Talenan                                 = 3 biji
8. Penek (Tumpeng Lanying)     = 10 Biji
9. Tangkih + Kojong                 = 30 Biji
10.Kacang,Saur,Bantal Tape,
     Bunga,Semat,Porosan, Daun = Bebas
11.Daksina Pragat                      = 1 Biji
12.Tipat Kelanan                       = 1 Biji

AYAHAN :
1. Ayahan Lanang, Minggu, 27 Februari 2011 Pk.08.00 - Selesai
    Makta Tiying, Tali + Klangsah
2. Ayahan Istri, Rabu, 02 Maret 2011 Pk. 08.00 - Selesai
3. Ayahan Lanang, Kamis, 03 Maret 2011 Pk. 08.00 - Selesai
    Mekarya Caru

Catatan :
Ayahan dan Kekenan hanya untuk Pengempon Ring Desa Bongancina, 
untuk Pengempon luar Desa Bongancina tidak wajib.

Bongancina, 17 Februari 2011

             Ttd                                            Ttd
Dewa Made Mertayasa               Dewa Gede Subratasena
Ketua                                              Sekretaris

DUDUNAN RAINA PUJAWALI RING PURA RATU PATIH

Minggu, 27 Februari 2011 Pk. 08.00 - Selesai
Mekarya Genah Membanten

Senin, 28 Februari 2011 Pk. 08.00 - Selesai
Mekarya Banten Melis/ Mekiyis

Selasa, 01 Maret 2011 Pk. 07.00 - Selesai
Melis / Mekiyis ke Segara

Rabu, 02 Maret 2011 Pk. 08.00 - Selesai
Mekarya Banten Pecaruan

Kamis, 03 Maret 2011 Pk. 08.00 - Selesai 
Mekarya Caru

Jumat, 04 Maret 2011 Pk. 17.00 - Selesai
- Pecaruan Nyepi
- Sembahyang Bersama

Minggu, 06 Maret 2011 Pk. 08.00 - Selesai
Mekarya Banten Piodalan/ Pujawali

Senin, 07 Maret 2011 Pk. 08.00 - Selesai
Ngaturang Piuning

Selasa, 08 Maret 2011 Pk. 08.00 - Selesai
- Puncak Karya/ Piodalan             Pukul : 08.00
- Ngebejiang                                 Pukul : 09.00
- Pecaruan                                    Pukul : 10.00
- Pujawali/ Sembahyang Bersama  Pukul : 12.00

Jumat, 11 Maret 2011 Pk. 08.00 - Selesai
Ngetelunin

Kamis, 02 Desember 2010

PERMAKLUMAN PANITIA KUPON BERHADIAH

Kepada Yth,
Para Bhakta/ Umat Sedharma
di Seluruh Jagat Semesta Raya

OM Swastyastu

Sehubungan dengan minimnya animo/ minat Umat Sedharma yang medana punia lewat  Kupon Undian Berhadiah maka kami Panitia Pembangunan Pura Ratu Patih Bongancina, Buleleng menyampaikan permakluman sekaligus permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas PEMBATALAN Kegiatan Pengundian Periode II Kupon Dana Punia Berhadiah, yang sedianya dilaksanakan pada Pujawali/Piodalan Pura Ratu Patih yang akan datang yang jatuh pada Anggara Kasih Perangbakat, Maret 2011.

Demikian Permakluman yang sekaligus sebagai permohonan maaf ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Bongancina, 15 Oktober 2010
Panitia Pembangunan Pura Ratu Patih,

ttd

Dewa Made Mertayasa
Ketua

Jumat, 03 September 2010

PENGUMUMAN


HASIL UNDIAN PERIODE I
KUPON DANA PUNIA BERHADIAH PURA RATU PATIH,
BONGANCINA – BULELENG


HADIAH UTAMA : 1 UNIT LAPTOP
No. 00990

HADIAH PERTAMA : 2 UNIT HANDPHONE CAMERA
No. 03835 - 01249

HADIAH KEDUA : 5 UNIT TV 14 INCH
No. 00210 – 03985 – 04849 – 09261 – 04946

HADIAH KETIGA : 5 UNIT MINI COMPO
No. 08034 – 01222 – 03013 – 05040 – 04049

HADIAH KEEMPAT : 10 UNIT SETERIKA
No. 04077 – 04682 – 00620 – 01563 – 03810 –
03280 – 00854 – 08057 – 01283 – 00975

HADIAH KELIMA : 100 PCS T-SHIRT PURA RATU PATIH
No. 00328 – 04809 – 03118 – 03062 – 04417 – 00003 – 03444 – 04757 – 09304 – 00911
09240 – 03732 – 03992 – 03079 – 00174 – 03703 – 04094 – 04604 – 00211 – 03825
00897 – 00185 – 09217 – 08881 – 00188 – 09102 – 09423 – 00409 – 04110 – 04007
00800 – 00191 – 05088 – 00339 – 04949 – 04631 – 00599 – 04195 – 09113 – 09574
00927 – 00108 – 00908 – 03088 – 05000 – 00651 – 05018 – 04024 – 04668 – 00780
03707 – 00395 – 00912 – 03001 – 00193 – 06190 – 05196 – 09137 – 04687 – 01362
04444 – 03923 – 00374 – 01261 – 00342 – 05338 – 09145 – 09499 – 01570 – 05787
00818 – 00164 – 01267 – 01279 – 04431 – 09051 – 09507 – 01693 – 00659 – 04017
00825 – 05005 – 08033 – 00351 – 01228 – 01885 – 00714 – 09111 – 02201 – 02120
05021 – 00941 – 00877 – 00397 – 08022 – 03367 – 03341 – 01881 – 00803 – 09919

Catatan :
1) Undian diselenggarakan di Denpasar pada Hari Senin, 30 Agustus 2010 dihadapan Notaris I Putu Gede Surya Erayuda, SH.
2) Hadiah dapat diambil mulai tanggal 15 September s/d 15 Oktober 2010 di :
- Rumah Ketua Pengempon, I Dewa Made Mertayasa untuk yang di Singaraja & Sekitarnya. HP.0813 3758 9284.
- Bengkel Percetakan Sai Mitra Grafika. Jl. Trenggana No.163 Penatih, Denpasar. Telp. (0361) 7404021.
3) Pengambilan hadiah harus menyertakan Bukti Kupon yang sah, utuh, dan nomornya jelas dan dapat diwakilkan.
4) Hadiah yang tidak diambil setelah tanggal 15 Oktober 2010 menjadi milik Pura Ratu Patih.

Denpasar, 1 September 2010
Panitia Penggalian Dana Pura Ratu Patih,

TTD

I Dewa Made Mertayasa